Monday, September 23, 2013

Baba Yaga

<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoHQoD31wHpccvb84O7PajhkyeZBUTXfxt8xbQuPGMbQJJqa5CkpJ6JRZ7nPmWrhmDzI2lnI9r7J01VRbH7_1N14z7nihvhx2iOdDA6veA3xvpcpvdH_x_6wq2dDVwOqyDTa0E_hCLDiol/s1600/Memasang+Tag+Alt+Manual+Pada+Postingan.png"

  Dalam dongeng Slavia, Baba Yaga adalah makhluk supernatural yang selalu menampakkan dirinya sebagai perempuan cacat yang ganas atau buas. Baba Yaga adalah tiga bersaudara dengan nama yang sama. Baba Yaga tinggal di sebuah gubuk yang berbentuk kaki ayam ditengah hutan dan selalu terlihat terbang diantara pepohonan. Diceritakan, Baba Yaga terbang dengan menaiki sebuah cobek, membawa tumbuk kayu atau dengan sebuah sapu. Baba Yaga menyerang siapapun yang masuk ke daerahnya atau yang mencaritahu tentangnya tapi juga membantu siapapun yang tersesat didalam hutan.

  Menurut dongeng Vladimir Propp, Baba Yaga bisa terlihat baik, jahat,  atau bahkan keduanya sekaligus. Andreas Johns menyebutkan Baba Yaga sebagai “salah satu dari banyak tokoh dongeng Eropa Utara yang paling diingat, berbeda, sekaligus membingungkan”. Maka Johns menyimpulkan Baba Yaga adalah sebuah figur dengan banyak sisi.

  Baba Yaga kadang dapat ditemukan di mengintip dari lubang perapian gubuknya dan juga dapat mencium dan menyebutkan bau tubuh orang Rusia apabila ada orang Rusia yang datang ke gubuknya dengan menempelkan hidungnya pada langit-langit.

  Di beberapa  kisah disebutkan, Baba Yaga menunjukkan diri sebagai tiga bersaudara, kakak beradik, semua berbagi nama yang sama. Sebagai contoh, dalam versi Maiden Tsar yang dikumpulkan dari abad sembilan belas oleh Alexander Afanesyev, Ivan adalah seorang anak saudagar yang tampan berniat untuk menemui rumah salah satu dari ketiga Baba Yaga. Dia melakukan perjalanan dan menembus hutan hingga akhirnya dia datang ke sebuah gubuk kecil. Dia masuk dan bertemu dengan Baba Yaga. “Fie, fie, bau orang Rusia tidak pernah terdengar apalagi terlihat dari sini, namun dia akan datang dengan sendirinya. Apakah kamu datang kemari sendiri atau dengan paksaan, anak muda?”. “Pertama, saya datang dengan keinginan saya sendiri, dan kedua atas paksaan. Apa kamu tahu, Baba Yaga, dimanakah letak tiga kerajaan kesepuluh?”.”Tidak, aku tidak tahu” Jawab Baba Yaga. Baba Yaga menyuruhnya untuk bertemu dengan saudari keduanya, mungkin dia tahu. Ivan lalu berjalan lagi ke dalam hutan dan mencari saudari dari Baba Yaga pertama yang tadi ia temui. Tak lama ia bertemu dengan sebuah gubuk yang mirip dengan gubuk pertama tadi. Ivana lalu masuk dan bertemu Baba Yaga yang kedua. Baba Yaga yang kedua bertanya dan berkomentar serupa dengan Baba Yaga pertama, namun saat Ivan menanyakan hal yang serupa, Baba Yaga yang kedua pun tidak tahu. Baba Yaga yang kedua menyuruh Ivan untuk bertemu Baba Yaga yang ketiga dengan tambahan jika Baba Yaga ketiga marah dan akan memakannya, ambillah tiga tanduk darinya dan mintalah izinnya untuk meniupnya dengan cara tiup yang pertama perlahan, yang kedua lebih keras, dan yang ketiga tetap lebih keras. Setelah berjalan beberapa lama, Ivan akhirnya menemukan gubuk dari Baba Yaga ketiga, Baba Yaga termuda dari tiga bersaudara. Baba Yaga yang ketiga pun berkomentar hal yang sama tentang “bau orang Rusia-nya” sebelum ia segera mengasah taringnya dan memakan Ivan. Denagn ketakutan, Ivan memohon padanya untuk memberikannya tiga tanduknya dan benar, Baba Yaga memberikannya. Pertama ia meniupnya perlahan, yang kedua lebih keras, dan yang ketiga masih lebih keras. Ternyata suara yang dihasilkan dari tanduk yang ia tiup menyebabkan gubuk itu didatangi ribuan burung dari berbagai jenis. Salah satunya yang datang adalah Burung Api yang memerintahkan Ivan untuk naik ke punggungnya atau Baba Yaga akan memakannya. Ivan segera melakukannya dan segera terbang dibawa oleh Burung Api menjauh dari gubuk Baba Yaga, meninggalkan sang Baba Yaga sendirian di dalam gubuknya yang penuh dengan bulu Burung Api.

No comments:

Post a Comment