Friday, October 18, 2013

Rangda


mitologi rangda

Rangda

  Rangda adalah ratu iblis dan ibu dari para Leyak, berdasarkan mitologi tradisional masyarakat Bali. Dengan bentuk yang sangat menakutkan, Rangda yang senang memakan anak-anak kecil memimpin pasukan para penyihir jahat melawan pemimpin dari kekuatan baik, Barong. Peperangan antara Barong dan Rangda di sebutkan dalam tari Barong yang menggambarkan peperangan abadi antara kebaikan dan kejahatan. Rangda adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti Janda.

  Rangda adalah sosok yang penting dalam kebudayaan masyarakat Bali dan aksinya yang di gambarkan berkelahi dengan Barong atau Airlangga adalah atraksi yang populer bagi para pendatang.Seperti dalam tradisi, Rangda di gambarkan sebagai perempuan tua yang hampir tanpa busana, berambut panjang, payudara yang terjumbai dan berkuku runcing yang sangat tajam. Wajah nya biasanya di gambarkan sangat menakutkan dengan mata bulat yang menonjol, bertaring, dan lidah panjang yang menjulur.

  Rangda mungkin berhubungan dekat dengan Durga. Rangda juga sering di samakan dengan ibu dewi perang dalam ajaran hindu dan Kali, dewi penghancur, perubahan dan perlindungan dalam ajaran Hindu.

  Sementara Rangda di gambarkan dengan sangat menakutkan dan di sebutkan jika Rangda adalah bentuk personifikasi dari hal-hal jahat, walaupun demikian Rangda di anggap sebagai pelindung di beberapa bagian bali. Lebih seperti Kali yang di gambarkan sebagai dewi yang dermawan di negara india khususnya Bengal bagian barat, di Assam dan Kerala. Warna-warna yang di kaitkan denganya - putih, hitam dan merah - di identikan dengan warna yang berhubungan dengan Kali. penggambaran nyha mirip dengan Kali dan Chamunda, yang secara dekat berhubungan. Rangda juga di kaitkan denga legenda Calon Arang dan legenda tentang cerainya dan terusirnya ratu dari kerajaan Jawa, Mahendradatta.

  Rangda di kenal sebagai ratu iblis dan penjelmaan dari Calon Arang, penyihir legendaris yang mendatangkan malapetaka di era Jawa kuno selama masa pemerintahan Airlangga di akhir abad ke 10. Di sebutkan jika Calon Arang adalah seorang janda yang memiliki ilmu hitam yang senang merusak hasil panen para petani dan mendatangkan banyak penyakit. Dia memiliki seorang anak perempuan bernama Ratna Manggali yang di kenal sangat cantik namun belum memiliki suami karena orang-orang takut kepada Calon Arang. Karena kesulitan yang di hadapi anak perempuanya, Calon Arang marah dan berencana membalas dendam dengan menculik anak perempuan. Dia membawa perempuan tersebut ke sebuah kuil untuk di korbankan  kepada dewi Durga. Esok harinya sebuah banjir besar datang dan melahap desa sehingga banyak penduduk desa mati dan penyakit pun mulai menyebar. Raja Airlangga yang mendengar kejadian ini lalu meminta pendapat dari penasihat nya, empu Bharada, untuk membereskan masalah ini. empu Bharada lalu megirimkan murid nya, empu Bahula untuk menikahi Ratna. Mereka berdua menikah dengan perayaan besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam sehingga membuat keadaan kembali menjadi normal. Disisi lain, Calon Arang memiliki buku yang berisi mantra-mantra sihir. suatu hari, buku ini di temukan oleh empu Bahula, yang kemudian di berikan kepada empu Bharada. dengan cepat Calon Arang tau jika buku itu telah di curi, dia marah dan menantang empu Bharada untuk bertarung. tanpa bantuan dari dewi Durga, Calon Arang akhirnya kalah. Sejak dia di kalahkan, desa menjadi aman dari ancaman ilmu sihir hitam Calon Arang.

  Penafsiran lain menyebutkan kalau Rangda sebenarnya berasal dari abad ke 11, dari cerita Ratu Mahendradatta atau Gunapriyadharmapatni, saudari dari putri kerajaan jawa, Dharmawangsa dari jawa timur teptnya dari dinasti Isyana di akhir periode kerajaan Medang. dia adalah ratu sekaligus istri dari raja Bali Udayana dan ibu dari Airlangga. Mahendradatta juga di kenal dengan pengabdianya kepada dewi Durga di Bali. Cerita berjalan saat Mahendradatta ibu dari Airlangga di hukum dan di usir oleh sang raja Udayana setelah diduga mempelajari sihir dan ilmu hitam. setelah dia menjadi janda di sakiti dan di permalukan, dia berusaha untuk membalas dendam kepada suaminya dan seluruh kerajaan. dia memanggil semua ruh jahat dari dalam hutan yaitu Para Leyak dan iblis-iblis yang menyebarkan penyakit pes dan kematian dalam kerajaan dia melanjutkan membalas dendam dengan membunuh separuh dari kerajaan, yang kemudian menjadi miliknya dan anak dari Dharmodayana, Airlangga.

Dengarkan Dengan Audio

No comments:

Post a Comment